Suatu Bagian HRD terdapat 20 host, Bagian Fin 15 host, bagian IT 12 host dan bagian marketing 25 host, tentukan tabel subnetting menggunakan metode VLSM
Dengan netmask 172.16.x.n dimana x adalah absen mahasiswa
X = 6
Skema jaringan :
Perhitungan
HRD : 20(banyaknya host)+ 1(router)+2(network+gateway) = 23
23 dirubah dalam bentuk biner menjadi 10111 maka n = 5(digit)
Maka Subnet mask nya
11111111.11111111.11111111.11100000/27 = 255 . 255 . 255 . 224/27
IP Total = 2 ^n = 2^5 = 32
FIN : 15(banyaknya host)+ 1(router)+2(network+gateway) = 18
15 dirubah dalam bentuk biner menjadi 10010 maka n = 5(digit)
Maka Subnet mask nya
11111111.11111111.11111111.11100000/27 = 255 . 255 . 255 . 224/27
IP Total = 2^ n = 2^5 = 32
IT : 12(banyaknya host)+ 1(router)+2(network+gateway) = 15
15 dirubah dalam bentuk biner menjadi 1111 maka n = 4(digit)
Maka Subnet mask nya
11111111.11111111.11111111.11110000/28 = 255 . 255 . 255 . 240/28
IP Total = 2 ^n = 2^4 = 16
MARKETING : 25(banyaknya host)+ 1(router)+2(network+gateway) = 28
28 dirubah dalam bentuk biner menjadi 10100 maka n = 5(digit)
Maka Subnet mask nya
11111111.11111111.11111111.11100000/27 = 255 . 255 . 255 . 224/27
IP Total = 2 ^n = 2^5 = 32
Mengenai Saya

- ryan lonnely
- saya hanya ingin jadi yang terbaik dan berguna untuk semua orang karena kita hidup didunia ini mempunyai tujuan hidup masing2
SII
SII merupakan strategi pengintegrasian sistem baik saat melakukan merger ataupun rekonstruksi perusahaan.
SII (Strategy of Information Integration) dirasakan perlu untuk menyelesaikan integrasi sistem yang tidak berhasil, ada enam tahap pelaksanaan integrasi, antara lain :
1. Eksploitasi Kapabilitas Lokal
2. Lakukan Integrasi Tak Tampak
3. Kehendak Berbagi Pakai
4. Redesain Arsitektur Proses
5. Optimalkan Infrastruktur
6. Transformasi Organisasi
# Eksploitasi Kapabilitas Lokal
Pada tahap ini, yang perlu dilaksanakan adalah melakukan pengembangan maksimal terhadap kapabilitas sistem informasi masing-masing organisasi. Tujuan dari dilakukannya tahap ini adalah untuk memahami secara sungguh-sungguh batasan maksimal kemampuan sistem informasi dalam menghasilkan kebutuhan manajemen strategis dan operasional organisasi yang bersangkutan – baik dilihat dari segi keunggulannya maupun keterbatasannya.
# Lakukan Integrasi Tak Tampak
Pada setiap kerjasama atau kolaborasi dua atau lebih organisasi kerap mendatangkan kebutuhan baru. Dan ketika kebutuhan bersama ini muncul, seringkali tidak dapat dipenuhi oleh sebuah sistem informasi yang dimiliki salah satu anggota konsorsium. Pada saat kebutuhan baru ini berhasil didefinisikan secara jelas, masing-masing organisasi melalui wakilnya berkumpul dan berdiskusi bersama untuk mencari jalan keluar pemenuhan kebutuhan yang ada. Pada saat inilah sebenarnya hakekat ”integrasi” telah dilakukan. Secara teknis yang biasa dihasilkan adalah ide-ide solusi dalam bentuk penambahan sejumlah entitas atau komponen sebagai jembatan antara satu sistem dan sistem lainnya tanpa harus merusak masing-masing sistem informasi yang telah dianggap baik bekerja oleh setiap organisasi yang ada. Keluaran sesungguhnya dalam tahap ini adalah kepercayaan dan kesadaran akan perlunya kerjasama untuk memecahkan solusi.
# Kehendak Berbagi Pakai
Langkah berikutnya adalah melakukan evaluasi seberapa efisien dan optimum solusi yang telah di dapat berhasil dibangun, terutama dalam kaitannya dengan pemanfaatan beraneka ragam sumber daya organisasi. Sekali lagi para wakil dari masing-masing organisasi akan berkumpul dan melihat bahwa banyak peluang untuk meningkatkan kinerja solusi yang dihasilkan jika dan hanya jika adanya ”sharing” atau pola berbagi pakai antar sumber daya teknologi informasi yang dimiliki masing-masing organisasi. Keluaran terpenting dari tahap ini adalah mulai bergesernya pemikiran-pemikiran yang didominasi oleh faktor emosional ke ide-ide brilian yang dipandu oleh pemikiran rasional.
# Redesain Arsitektur Proses
Mencari solusi dengan berbekal berbagi pakai sumber daya biasanya dapat dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pemilik kepentingan internal. Di sinilah tahap penentu integrasi diuji kembali, karena yang akan terlibat adalah pimpinan nomor satu dari masing-masing organisasi. Keluaran dari tahap terberat ini adalah kesepakatan untuk melakukan kolaborasi secara lebih jauh, yaitu dengan memperhatikan nilai (atau value) dari pemegang kepentingan utama dari seluruh organisasi yang berkolaborasi. Ragam proses baru inilah yang akan menjadi cikal bakal atau embrio arsitektur sebuah sistem informasi terintegrasi yang dimaksud, yang merupakan penjelmaan ”secara tidak sadar” kumpulan sistem informasi organisasi beragam yang ada.
# Optimalkan Infrastruktur
Rancangan beraneka ragam proses baru yang dihasilkan pada tahap sebelumnya tidaklah akan berjalan secara efektif, efisien, optimal, dan terkontrol dengan baik apabila secara fundamental tidak dilakukan penyesuaian terhadap infrastruktur organisasi yang ada – dalam hal ini adalah arsitektur sistem informasi terintegrasi yang dimiliki. Keluaran dari tahap optimaliasi ini adalah sebuah sistem informasi terpadu yang dapat bekerja secara efektif melayani kepentingan vertikal maupun horisontal. Dan tentu saja yang tidak kalah pentingnya, yaitu semakin eratnya relasi antar organisasi yang berkolaborasi setelah melewati sejumlah tahap sebelumnya.
# Transformasi Organisasi
Tahap terakhir yang akan dicapai sejalan dengan semakin eratnya hubungan antar organisasi adalah transformasi masing-masing organisasi. Transformasi yang dimaksud pada dasarnya merupakan akibat dari dinamika kebutuhan lingkungan eksternal organisasi yang memaksanya untuk menciptakan sebuah sistem organisasi yang adaptif terhadap perubahan apapun.
SUMBER :http://qodel.blogspot.com/2010/11/strategy-of-information-integration.html
http://www.batan.go.id/sjk/eII2006/Page02/P02h.pdf